Saturday, August 14, 2010

My Bestlovefriends

My Bestlovefriends

My name is Lee Donghae, yap! Pliss jangan jerit-jerit lebai, sambil teriak, omo Donghae yang itu?! Ya, ya ya… aku memang Lee Donghae yang ’itu’. Anggota Super Junior, yang kata orang si ganteng, kata orang juga jago nyanyi, dan jago dance. Tau deh bener apa nggak… menurutku kalau ditanya siapa yang jago nyanyi? Brother-brotherku itu ada empat belas, semua jago nyanyi. Kalo jago dance, waduuuuuh, jangan harap deh ngalahin sahabat baikku si Eunhyuk deh.
Sebenernya sih aku biasa-biasa aja. Kalo ditanyain tampang? Yaaaa, syukuri aja deh wajahku yang sekarang ini. Tapi di Suju yang ganteng juga nggak sedikit. Contohnya aja yang paling banyak penggemar itu maknae kami, Kyuhyun. Iyalah, aku juga kalau jadi cewek naksir sama dia. Cakep iya, suara bagus iya, menghanyutkan pasti deh dimata cewek-cewek.
Setelah melihat Hyungku, Leeteuk, akhirnya berani juga ngakuin perasaannya ke Taeyeon SNSD, aku jadi banyak mikir-mikir sendiri. Ternyata cinta itu kalau udah akut memang seperti mereka berdua itu. Aku memang yakin Leeteuk Hyung itu naksir Taeyeon. Dia sering banget merhatiin Taeyeon. Apalagi setelah video kedekatan mereka beredar habis siaran, makin yakinlah aku. Walaupun nggak ada yang mau ngaku.
Dari awal SNSD akhirnya muncul, kami-kami dari Super Junior sudah menyukai gadis-gadis itu. Jangan salah artikan ya, mereka kami anggap sebagai adik-adik kami sendiri, yang memang usianya baru belasan, ketika tiga tahun lalu itu. Taeyeon, Jessica, Sunny, Hyoyeon, Tiffany, Yuri, Sooyoung, Yoona, dan Seohyun.
Memang jujur, aku hanya menganggap mereka sebagai adik, pada awalnya. Catat itu! Pada awalnya saja. Sampai ketika aku diminta untuk jadi bintang MV terbaru mereka, Kissing You. Aku menerima tentu saja, apalagi karena memang kami satu manajemen. Tapi, yang membuatku bercerita adalah, dari sini perasaanku kepada salah satu diantara mereka berubah. Terlebih, karena adegan dalam MV itu sendiri. Dalam MV itu, aku harus berpasangan dengan dua orang dua orang diantara mereka. Namun, SNSD berjumlah sembilan orang. Sehingga harus ada yang beradegan sebagai pasangan denganku sendirian.
Awalnya aku syuting bersama Taeyeon dan Yoona. Lalu Sunny dan Yuri, dan pasangan gadis terakhir adalah Sooyoung dan Seohyun, si maknae. Jadi, aku mendapat Tiffany sendirian. Syuting dengan Tiffany adalah syuting bagian terakhir, jadi itu dilakukan malam, menjelang pagi. Kulihat Tiffany belum capek, padahal dia harus mengulang banyak adegan menari, dan sebagainya. Barulah dia harus syuting denganku.
Jujur saja, aku lelah sekali. Tapi begitu melihat Tiffany yang kuat banget, aku jadi malu sendiri. Ya sudah, aku pergi ke kamar mandi, mencuci mukaku, dan make up sekali lagi. Kemudian siap untuk syuting. Syuting ini cukup lama memang. Tapi entah kenapa, aku senang dan bersemangat. Tapi, bukan berarti syuting yang satu ini gampang!
Kalau tadi sama Taeyeon, Yoona, Sunny, Yuri, Sooyoung, Seohyun, Hyoyeon, dan Jessica adegannya gak terlalu romantis! Ini yang jadi kendala, karena cuma berdua sama Tiffany, aku harus romantis, seromantis mungkin. Adegan ciuman dibalik bantal, walaupun gak betulan tapi kan wajah kami saling berhadapan di balik bantal. Kemudian ketika aku harus merebahkan kepalaku di bahunya, aku jadi agak-agak canggung. Tapi dia tenang sekali, wajahnya memang dingin kalau dia diam, tapi kalau tertawa dia cantik. Itu yang membuatku heran sama wajahnya, wajahnya itu dingin banget lho!
”Oppa, wae?” tanyanya ketika aku terus menerus salah. ”Oppa capek ya? Mau diterusin besok aja?” tanyanya khawatir.
Aku geleng-geleng. Malu gilaaaa ngaku capek di depan adik perempuan. Aku menggeleng lagi. ”Capek sih iya, tapi masih kuat, kok.”
”Oppa… Oppa kan habis tur Korea! Trus Oppa punya banyak jadwal juga, sekarang Oppa harus syuting, wajar kalau Oppa capek.” Tiffany duduk disebelahku lagi. ”Oppa udah makan, kan?”
Aku mengangguk.
”Bagus jangan sampai lupa makan, Oppa…” sambung Tiffany. ”Karena kita jarang tidur, satu-satunya cadangan tenaga kita cuma dari makanan. Oppa suka sayur tidak?”
”Sedikit…”
”Kalau begitu banyak minum klorofil, Oppa…” tambah Tiffany. ”Biar banyak vitaminnya.”
”Wah, kau banyak tahu ya, Hwang Mi Young…”
Tiffany tertawa, matanya hilang. ”Oppa, baru kali ini ada yang memanggilku Hwang Mi Young…”
”Maaf ya, Dongsaeng, karena aku babo sekali malam ini.”
”Tak apa, Oppa…”
Semenjak itu aku selalu menganggap dia sahabatku. Kami menjadi semakin dekat, semenjak syuting video klip itu. Kami memang jarang bertemu, tapi kami rajin berkomunikasi. Jaman kan udah canggih, udah ada ponsel, udah ada internet. Kami rajin telepon-teleponan jika seminggu penuh tidak bertemu. Setiap hari, dia rutin mengirimiku sms menanyakan keadaanku, saudara-saudara Super Juniorku, dan bertanya sudah makan atau belum. Tiffany juga selalu mengingatkanku untuk tak lupa minum klorofil dan makan buah.
Ya, sejak saat syuting, hingga sekarang, bisa dibilang, aku adalah sahabat cowok terdekatnya Tiffany. Semua keluarga SM sudah tahu kalau aku dekat sebagai sahabat dengan Tiffany. Sampai aku merasa, ada yang tidak beres dengan hubunganku dan Tiff akhir-akhir ini.
Setelah tiga tahun sahabatan sama Tiff, aku sudah terbiasa melihatnya bernyanyi, menari, dan bermain bersama kami. Tapi begitu album ketiga SNSD keluar, aku bingung! Serius, aku kebingungan sendiri, ada apa dengan diriku ini?! Teaser SNSD keluar lebih dulu sebelum MV-nya. Tiff selalu menolak menjawab kalau aku bertanya detil mengenai proses pembuatan MV.
”Oppa liat nanti aja! Itu kan kejutan, Oppa…” katanya.
”Yah, kau ini bikin penasaran saja!” kataku di telepon malam hari sebelum MV-nya keluar, dan aku baru melihat foto-fotonya. Itu juga saking capeknya konser, aku cuma dikasih tau sama Heechul, yang memang update banget. Aku sempat marah sama Tiff karena gak bilang kalau foto-fotonya udah keluar, tapi Tiff ngeles dengan bilang baru foto.
Aku berdecak. ”Hei, Hwang Mi Young… kapan keluarnya itu MV?”
”Besok, Oppa…”
”Mwo?!” pekikku.
Tiff terkekeh.
”Kau ini kebiasaan ya!” teriakku. Eunhyuk melempar bantal ke kepalaku karena berteriak di tengah-tengah tidurnya. Aku mengecilkan suaraku, tapi desisanku tak kalah tanda serunya. ”Yah, Hwang Mi Young Yang! Kenapa sih kalau MV-mu mau keluar atau ada yang terbaru kau tak pernah bilang padaku! Foto aku tahu dari Heechul Hyung! Dan kalau aku tak bertanya kau takkan memberitahuku, kan?!”
”Hei, Oppa!” balas Tiff dari sebrang sana. ”Kau ini ya… tahan suaramu! Kau mau mati konyol kalau marah-marah seperti itu? Aigoo, fansmu pasti tak tahu kalau kau suka ngomel-ngomel?”
”Aish!” aku ngedumel.
Tiff tertawa. Nyanyi merdu, tertawa merdu, malahan kata si Eunhyuk kalo sendawa juga si Tiff merdu, aku geleng-geleng! Mikir apa sih aku?
”Oppa?!” panggil Tiff. ”Yah, Donghae Oppa?” panggilnya lagi. ”Oppa… jangan ngambek, dong…”
Aku tersenyum kecil. Mana bisa aku ngambek padanya?
”Oppa?” panggilnya lagi. Aku masih diam, aku senang mendengarnya berusaha agar aku tidak marah. ”Oppa, mian Oppa… jeongmal mian… aku bukannya tidak mau memberitahu Oppa…”
”Lalu?”
”Tapi kan aku malu, Oppa…” suaranya menjadi lirih.
”Malu kenapa, coba?”
”Yaaah, aku tak bisa menjelaskannya. Oppa harus melihat video itu sendiri…”
Aku mengernyit. ”Memangnya MV-nya kenapa? Kau tidak nari striptease, kan?!” teriakku.
”Donghae‼!” teriak Eunhyuk.
Aku menekap mulutku lagi. ”Yah, Tiffany! Jawab, kau tidak melakukan yang aneh-aneh kan?!”
”Ya tidaklah, Oppa!” jawab Tiffany agak panik. ”Cuma tetap saja… Oppa, kau sudah lihat foto itu kan?”
Aku mengangguk. ”Ya, aku sudah melihat Black Soshi…”
”Coba, menurutmu bagaimana?”
Donghae menatap foto-foto di laptop di hadapannya. ”Bagus sih!” komentarku agak dingin.
”Nah, kan! Baru foto saja Oppa sudah agak bete… kali ini kenapa lagi?” tanyanya heran, namun cemas.
”Foto Jess yang bikin aku agak kesal…”
Tiff diam.
”Foto Jess itu terlalu terbuka! Pose Yuri juga terlalu S-line…” komentarku lagi. Tiff tidak menjawab lagi. Sampai aku membuka fotonya, wajah dingin eksotis itu, dengan dandanan smokey eyes menatapku dingin. ”Tapi fotomu bagus…”
Tiffany terkekeh pelan. ”Shincha?”
”Iya fotomu bagus!” jawabku tulus. ”Cool!”
”Jangan bete ya, Oppa…” kata Tiff lagi.
Aku langsung sigap! Tiff bilang agar aku jangan bete, kenapa lagi nih? ”Yah, kenapa memangnya?”
”Aku nggak mau cerita dulu, Oppa lihat sendiri MV kami! Nanti jangan marahin kami ya… Oppa yang lain juga.”
”Bajunya kebuka-buka lagi ya?!” teriakku naik pitam.
”Lee Donghae! Sekali lagi kau berteriak, kau benar-benar mati!” teriak Eunhyuk lagi.
Tiff meringis. ”Iya, Oppa… kan konsepnya seksi!”
”Astaga! Tiffany… terbukanya seperti apa sih?! Kau ini ya…”
”Mian, Oppa…”
Aku geleng-geleng. ”Belum akan marah, tapi aku khawatir. Kurasa MV-nya akan membuatku marah.”
”Tapi aku senang Oppa tak suka kami berbaju seperti itu…” kata Tiffany lagi. ”Kami seperti punya banyak Oppa yang khawatir pada kami. Hi hi hi…” Tiffany terkikik. ”Mian, Oppa… kami tak bisa menolaknya.”
”Aro, aro…” aku mengangguk. ”Jadwalmu apa besok?”
”Perilisan lagu…” jawab Tiffany sambil menghela napas. ”Oppa kalau sempat nonton saja, disiarkan kok. Kalau tak sempat, nanti kukirimi videonya. Oke, Oppa?”
”Ya sudah… tidur sana! Jangan tidur malam-malam, besok bangun pagi, kan?” tanyaku.
”Oke, Oppa…”
”Jangan main lagi, jangan baca buku! Tidur, oke? Kalau sampai ketahuan kau tidak langsung tidur, aku ke dorm sekarang juga!”
”Mau ngapain, Oppa?”
”Ya main lah…”
Tiffany tertawa. ”Ah, Oppa… kau juga harus tidur! Jangan biarkan Eunhyuk Oppa menyeretmu tidur, ya? Oke aku langsung tidur kok, Oppa…”
”Oke, selamat tidur… mimpi indah!”
”Bye bye, Oppa…”
Setelah aku mematikan ponsel, aku keluar dari kamar. Seperti biasa, jam-jam segini, yang masih bangun adalah Leeteuk Hyung, Siwon, dan Kyuhyun.
”Yah, Donghae-ya… telpon Tiff lagi?” tanya Siwon heran.
Aku mengangguk dan beranjak ke dapur mengambil air.
”Dia setiap malam seperti itu… telponan, kemudian teriak-teriak! Mengomel-ngomel, marah-marah, tertawa-tawa. Dan Eunhyuk akan melemparinya bantal…” kata Leeteuk geleng-geleng.
Donghae terkekeh. ”Besok kan perilisan MV SNSD yang baru, Hyung… harus kasih semangat.”
”Oh iya ya! Besok ya keluar, ya?”
”Yah, Hyung… lalu kau malam ini memarahi Tiff karena alasan apa?” tanya Kyu dengan wajah polosnya.
Aku menghela napas dengan bergaya. ”Kalian tahu lah, SNSD itu… mereka seperti dimanfaatkan! Baju-bajunya itu lho…”
”Omo! Bajunya kenapa lagi?” tanya Siwon serius.
”Gak tau! Tiff bilang akan agak sedikit kebuka…” jawabku heran. ”Tapi, dia nggak mau cerita detil. Ckckck… yah, Hyung, besok kita ada jadwal apa saja?”
Leeteuk mengernyit, mengingat. ”Kayaknya besok Super Junior M manggung deh, ya gak sih, Siwon?”
”Iya, jam sepuluh…” jawab Siwon.
”Yah! Berarti aku nggak bisa nonton rilis video-nya ya…”
”Oh, jam sepuluh ya?” tanya Leeteuk.
Aku mengangguk kecewa, dan menggaruk kepalaku. ”Aku tidur deh, besok harus bangun pagi.”

Esok paginya aku bangun pagi-pagi, dan iri berat sama sisa teman-temanku yang lain. Aku, Hankyung Hyung, Siwon, Kyu, Henry, dan Zhou Mi kudu pentas, sementara yang lain off. Aku kan kepengen nonton pemutaran langsung MV-nya SNSD yang baru. Nanti aku bisa ngomelin si Tiff lagi soalnya kalau bajunya kebuka-buka banget.
Setelah sampai di tempat acara, aku dan rekan-rekanku bersiap-siap. Setelah bernyanyi, aku kaget ketika kembali ke backstage, Leeteuk Hyung datang. Penampilan-nya kasual.
”Yah, Hyung… waekeurae?” tanyaku bingung.
”Kau mau ikut tidak? Pemutaran perdana MV-nya SNSD yang baru… tadi Taeyeon mengajak kita. Kalau mau ayo!” siapa yang mau nolak?! Bahkan, kami buru-buru masuk van dan langsung cabut ke venue-nya SNSD.
Henry dan Zhou Mi gak ikut, mereka masih ada keperluan. Jadi, Teukie Hyung, Hankyung Hyung, Siwon, dan Kyu nyusul yang lain karena mereka semua udah ada di venue. Benar saja, begitu sampai disana, banyak SONE, yang mungkin termasuk ELF juga kali ya, soalnya begitu melihat kami muncul mereka heboh banget. Kami dibawa ke belakang, ke dekat kamar gantinya SNSD.
”Taeng…” kudengar Teukie Hyung sudah menelepon pacarnya saja. ”Kamu dimana? Kami sudah di backstage lho…”
Tak lama kulihat Taeyeon keluar. Wajahnya polos, masih belum kena make up sama sekali. Kerumunan kami bubar, karena Teukie Hyung sudah ’meong-meong’ sama Taeyeon. Bikin ngiri aja, aku geleng-geleng. Dasar ’pengantin baru’ yang harus pacaran diem-diem. Jadi begini daaaah… kulihat mereka pelukan. Aku mengalihkan pandangan dari situ.
”Pengen punya pacar ya, Hae?” tanya Eunhyuk cengengesan.
Kugetok saja kepalanya. ”Kau ini ya! Tidak siang, tidak malam… kerjamu hanya mengucapkan kata-kata yang menggangguku.”
”Yah, kau tak melihat Tiffany?”
Aku mengernyit. ”Mau sih… tapi kan mereka sedang siap-siap.” Kataku, namun aku meraih ponselku juga.
”Lah itu Taeyeon keluar!”
”Yah, kalau Taeyeon mah lain perkara! Dia kan mau ketemu sama pacarnya, lah kalo si Tiff, kan…”
Eunhyuk menatapku dengan sorot menggelikannya itu. ”Apa?”
Belum sempat aku menghubungi Tiffany, ponselku sudah berbunyi, dan dari layarnya aku tahu bahwa orang yang kucarilah yang menghubungiku. Buru-buru kuangkat.
”Tiffany-ya…”
”Oppa…” katanya senang. ”Kata Taeyeon, Oppa dan yang lainnya menyempatkan hadir. Kukira tak mungkin, karena katanya kau ada jadwal pagi ini… begitu tadi Taeng keluar, Sooyoung mengintip… katanya Sooyoung melihatmu, Oppa…”
”Ha ha ha, sebetulnya mau kasih surprise… sayang ketahuan,” kataku.
Tiff terkekeh. ”Lihat di paling depankah, Oppa?”
”Tentu…” jawabku. ”Kau sedang apa?”
”Sedang duduk-duduk saja…” jawabnya.
”Kalau begitu kesini, ada aku dan Eunhyuk…”
”Oh, no! Tidak!”
Aku mengernyit. ”Kenapa?”
”Aku sudah di make up, Oppa… aku mau memberimu kejutan. Ngomong-ngomong mana si Taeng itu? Dia belum make up, lho Oppa…”
Aku tertawa, ”Aku panggilkan mau?”
”Lho, Oppa lihat si Taeng?”
”Tadi sih lagi ’meong-meong’ sama Teukie Hyung.”
Tiff tertawa. Aku bangkit dan berteriak terlebih dahulu, daripada jika aku berbelok melihat mereka sedang ’ehem-ehem’ kan nggak bagus. ”TAENG!”
”Ya, Oppa?” suara Taeyeon menjawab.
Aku akhirnya melihatnya, dia masih menggenggam tangan Teukie Hyung. Wajahnya senang sekali.
”Kau dicari Tiff, make up dulu sana! Pacarannya dilanjutin nanti…” kataku sambil menggoda Teukie Hyung.
”Oke…” Taeyeon menatap Teukie Hyung lagi. ”Aku harus pergi, Oppa… kau nonton di baris depan, kan?”
”Iya, doooong… sudah sana,” Teukie Hyung memang pengertian. Dia membelai kepala Taeng dan Taeng langsung pergi sambil tersenyum.
Lalu aku kembali ke ponselku. ”Sudah, tuh…”
”Omo… Oppa, kau mengganggu si Taeng dan Teukie Oppa…” Tiff sepertinya mendengar apa yang kukatakan.
”Soalnya bikin iri!” jawabku jujur.
Tiff tertawa lepas. ”Makanya, Oppa… tiga tahun mengenalmu tidak pernah punya pacar, tidak pernah dekat dengan cewek, dekatnya cuma sama Eunhyuk Oppa… ya bagaimana mau punya pacar?!”
”Yaah, lihat siapa yang bicara? Sudahkah dia punya pacar?” tanyaku membalasnya.
”Kalau aku memang sedang tidak mau punya pacar, Oppa…” Tiff ngeles.
”Kau seharusnya juga punya pacar,” kataku.
”Hyung! Ayo kita duduk di seat depan, acara sudah mau dimulai!” teriak Kyu dari belakangku.
Aku mengangguk. ”Kyu memanggil, kami harus keluar. Astaga, SNSD akan rilis lagu baru… aku jadi iri!”
”He he he, nonton baik-baik, Oppa…”
”Kau yang tampil dengan baik! Dan siapkan dirimu, kalau sampai bajumu terlalu terbuka! Kau akan kumarahi…”
”Iya, Oppa…” Tiff terdengar pasrah.
”Bagaimana dengan baju Taeng?”
”Ha ha ha…” Tiff terbahak. ”Lihat saja nanti, Oppa…”
”Oke, sampai nanti!”
”Bye, Oppa…”
Aku mengikuti teman-temanku yang lain. Begitu kami muncul di pintu samping backstage para SONE teriak-teriak histeris. Berarti mereka juga ELF, kami melambaikan tangan kami, dan kami duduk berduabelas bersama-sama. Aku duduk diantara Eunhyuk dan Ryeowook. Setelah menunggu lama, Produser SM muncul, memberi sambutan bla bli blu, dan lampu dimatikan. Wah, bakal dibikin dramatis nih, sesaat kemudian teaser MV diputar kembali, dan suara jeritan SONE semakin riuh. Tak lama setelah teaser selesai diputar. MV akan segera diputar, aku penasaran banget! Konsep Black Soshi itu bakalan kayak gimana sih, dan musik mulai menghentak. Dan video itu pun diputar.
Herannya, walaupun banyak yang suka dengan MV itu aku tidak! Sama sekali tidak! MV itu benar-benar memanfaatkan SNSD! Mereka memakai baju-baju hitam ketat, yang membalut seluruh tubuh mereka, yang malah membuat mereka nampak menggoda! Jujur, sangat menggoda! Aku kan cowok, tapi… total mereka mengenakan 3 baju, semuanya membuatku ingin marah! Terutama pada Tiff. Aku juga kurang suka dengan baju-baju yang lain, tapi entah kenapa tiap melihat Tiff dengan smokey eyes-nya itu, aku mau marah padanya!
Astaga! Lee Donghae sadaaaaar! Kenapa kau harus marah padanya?! Dia kan adikmu, Donghae! Kenapa kau marah dia memakai baju yang terlalu ketat, terlalu banyak robekan, dan terlalu pendek itu? Astaga, mana Heechul Hyung dari tadi komen kalau Tiff cantik melulu!
Setelah MV selesai aku berdiri.
”Yah, Hyung… mau kemana?” tanya Ryeowook.
”Pulang!”
”Lho?!” kesepuluh saudaraku melongo.
”Kok pulang sih?” tanya Eunhyuk heran. ”Eh, Hae… mau kemana dah? Abis itu para single ladies itu keluar, lho! Hei hei!”
Leeteuk mengejarku yang sudah ke belakang. ”Hae, kau mau kemana?”
”Maaf, Hyung… aku sepertinya agak tidak enak badan…” kataku mencoba mencari alasan.
”Benarkah? Kau bahkan belum bertemu dengan mereka…” Teukie Hyung agak menyayangkan. ”Tapi kalau kau sakit, duluan sajalah! Kusampaikan salammu untuk mereka… Tiff pasti kecewa. Tapi, kurasa kau sudah memberitahunya… sampai di dorm minum obat, kemudian istirahat, oke?”
Aku mengangguk. Dan langsung masuk van, aku benar-benar marah, dengan perasaanku. Siapa aku sih? Berani-beraninya aku marah pada Tiff? Aduuuh, aku harus beres-beres perasaan nih! Kuraih ponselku, dan kucabut baterainya.

Tiffany
Kami SNSD keluar dari backstage, kami disambut dengan tepukan riuh SONE. Ooow, terima kasih, aku menyayangi kalian semua. Hari ini aku mengenakan salah satu dari tiga pakaianku di MV SNSD terbaru, gaun hitam yang memakai manik hitam berkilauan, dengan wajahku dipulas smokey.
Wow! Itu Super Junior… mereka memang datang dan menonton di paling depan. Senangnya punya Oppa seperti mereka. Tapi, tunggu! Sebentar, sebentar… satu, dua, tiga, empat… sembilan! Lha? Kok cuma sembilan? Leeteuk, Heechul, Hankyung… Oppa?! Donghae Oppa kemana? Aku mencari-cari, tapi memang tidak ada.
Rasanya interviu ini lama sekali. Aku terus mengira, Donghae Oppa sedang ke kamar mandi, namun hingga acara nyaris selesai. Donghae Oppa tak ada, mereka hanya bersepuluh. Astagaaaaa… kemana dia? Katanya dia datang, aku mencoba menghubu-nginya, tapi ponselnya tidak aktif. Apa yang terjadi?
Selesai acara, Super Junior member menyambut kami di backstage, kemudian mereka dibawa para Manager ke ruang ganti, karena takut ada wartawan yang melihat kemesraan Leeteuk dan Taeyeon. Ya ampun, kasian amat sih mereka, pacaran musti diem-diem kayak begini? Tapi, wajah mereka bahagia-bahagia aja… walaupun aku lihat Teukie Oppa agak ngambek. Well, jelas karena pakaian yang dikenakan Taeng. Pusarnya terlihat, dan Taeng memang seksi.
Aku memerhatikan mereka. Teukie Oppa melepaskan jaketnya, dan memakaikannya pada Taeng. ”Pake!”
”Oppa…” kata Taeng sambil senyam-senyum.
”Ritsletingnya naikkin sampe atas!”
”Ya ampun, Oppa…”
”Disini banyak cowok! Tadi di stage udah kamu kasih liat, sekarang masa juga sih?” kata Teukie Oppa sewot.
Taeng manggut-manggut.
Aku memandangi mereka, tapi dimana Donghae Oppa? Aku memang takut dia akan marah, tapi malah kecewa kalau dia tidak ada.
”Leeteuk Oppa, mana Donghae Oppa?” tanya Yuri heran.
Leeteuk menjawab. ”Hae sakit, tadi sesudah pemutaran MV dia langsung pulang.”
Aku kaget. ”Lho, sakit?”
”Iya…” Leeteuk mengangguk. ”Dia nggak kasih tau kamu?” aku menggeleng. ”Ya ampun, tumben amat. Tadi selesai MV dia langsung keluar, dia bilang nggak enak badan. Coba telpon deh…”
Aku mengeluarkan ponsel dan menghubunginya. Tak ada jawaban, hanya ada pesan singkat bahwa yang punya lagi gak bisa diganggu. Aku menunduk kecewa, kemana sih Oppa? Kenapa gak bilang lagi sakit, coba? Setelah acara hari ini, kami masih harus menghadiri beberapa acara, sehingga baru pukul dua pagi aku dan anggota SNSD lainnya sampai di dorm.
Semua langsung cuci muka dan tidur, sementara aku masih belum bisa tidur. Kukira, entah kapan, Donghae Oppa akan membalas pesanku, atau setidaknya meneleponku. Oppa tak pernah lupa menelepon jika kami mengeluarkan MV baru. Sampai sekarang pun, Donghae tidak menelponnya, tidak membalas smsnya. Bahkan, ketika dia mencoba menghubungi Donghae lagi, ponselnya masih tidak aktif. Apakah Donghae sakit parah?
”Onnie… tidak tidur?” tanya Yoona.
Aku malah menjawab dengan helaan napas, bisa kubayangkan betapa bingungnya Yoona melihat tingkahku.
”Yah, Onnie… kenapa?”
Aku menggaruk kepalaku, dan bersandar di sofa. ”Aku khawatir…”
”Tentang?”
”Donghae Oppa…”
Yoona manggut-manggut. ”Donghae Oppa sakit, kan? Lalu bagaimana Onnie? Sudahkah kau meneleponnya?”
”Aku sudah mencoba ratusan kali, tapi ponselnya tetap tidak aktif.” Jawabku putus asa. ”Aku sudah memberinya pesan suara, juga sudah mengiriminya sms. Semua pending… Donghae Oppa agak aneh, padahal tadi dia meneleponku bahwa dia akan menonton.”
”Donghae Oppa pasti benar-benar tidak sehat, Onnie…”
Aku mengangguk. ”Itulah mengapa aku khawatir,” jawabnya. ”Donghae Oppa, tak pernah lupa memberi komentar, memberi semangat, bahkan kritik. Kali ini, aku senang Oppa menyempatkan diri menonton pemutaran perdana MV kita, tapi kalau Oppa sakit kan…”
Kulihat wajah Yoona kemudian berkerut-kerut. Lalu dia senyum. ”Onnie, lama kelamaan kau makin mirip Taeyeon Onnie.”
”Maksudnya?” tanyaku heran.
”Onnie, sebetulnya aku sudah sangaaaaat ini menanyakan hal ini padamu. Tapi, sepertinya kau dan Donghae Oppa itu nyasar dalam hubungan kalian. Kalian terlalu dekat, Onnie…”
”Oh jadi gak boleh ya?” tanyaku polos.
Yoona geleng-geleng. ”Bukan begitu, Onnie… kau dan Donghae Oppa itu tersesat dalam hubungan persahabatan kalian.”
”Apanya yang tersesat?”
”Begini lho, Onnie… kau dan Donghae Oppa itu saking dekatnya, sampai-sampai kau dan dia itu bingung sendiri. Kalau Taeyeon Onnie, dia kan tahu kalau dia sayang sama Leeteuk Oppa, cuma Taeyeon Onnie aja bandel gak mau nunjukkin apa-apa sama sekali. Sementara kau dan Donghae Oppa itu, malah terlalu banyak saling menunjukkan hingga kalian menganggap itu hal biasa…”
Palaku makin ruwet, si Yoona ini bahasanya ribet amat, ya?
”Onnie, apa kau menyukai Donghae Oppa, sebagai namja? Bukan sebagai Oppa saja? Sebagai namja?”
Wajahku malah memerah.
”Tuh kan, Onnie…” Yoona menarik kesimpulan. ”Sebetulnya aku sih sudah curiga dari dulu. Waktu Donghae Oppa adegan mesra sama cewek, Onnie marah kan? Donghae Oppa sampe kesini jam dua pagi, minta maaf. Terus, kalo baju-baju panggung kita terlalu terbuka, Donghae Oppa gantian marah, dan Onnie deh yang ribet minta maaf sama dia. Sadar dong, Onnie… jangan kayak Taeyeon Onnie…”
Wajahku makin memerah. ”Masa sih?”
”Yaaah,” Yoona menggaruk kepalanya tak sabar. ”Onnie, sekarang Onnie buat apa marah-marah, ngambek-ngambek sama Donghae Oppa soal kedekatannya sama ceweklah, trus kalo dia nggak makan. Onnie cuma dongsaengnya saja? Aku juga gak yakin, kalau memang Donghae Oppa menganggap Onnie cuma sebagai dongsaeng… orang dia marah banget waktu baju kita kebuka banget setahun lalu. Mending marahnya sama kita semua, ini cuma sama Onnie doang… trus, waktu Onnie ngambek karena adegan mesranya, dia ngapain juga rela-relain jam dua pagi kesini coba?”
Makin bingung saya, saudara-saudara, Yoona memang hebat!
”Sudah ya, Onnie… aku mau tidur! Capek… Onnie juga tidur sana, Donghae Oppa kan marah kalau Onnie gak tidur.”
Setelah Yoona pergi, aku memutuskan untuk ikut tidur. Masa sih? Aku dan Donghae Oppa memangnya sedekat itu apa? Padahal menurutku yang paling romantis itu ya Leeteuk Oppa dan Taeyeon, kenapa Yoona bilang aku dan Donghae Oppa juga terlihat mesra? Aduuuh, Yoona, palaku jadi pusing.

Donghae
Gak terasa sudah nyari dua belas jam aku duduk bersila di ruang tamu dorm. Aku melamun sepanjang hari, ya ampun! Mellow benar aku ini, diketawai Eunhyuk nanti aku. Baru aku mau bangkit, terdengar suara di pintu dorm, tak lama cahaya lampu depan masuk, dan seseorang menekan sakelar.
”ASTAGA!” kesepuluh orang di hadapanku berteriak.
Aku jadi kaget.
”Yah, Donghae-yah… apa yang kau lakukan disitu?” Heechul Hyung mengurut dadanya karena kaget.
Aku nyengir.
”Kau ketiduran di sofa, ya?”
Aku mengangguk saja, daripada mengaku kalau melamun dari tadi.
”Hei, Donghae-ya… Tiff mencarimu, tuh! Kukira kau sudah meneleponnya, ternyata belum! Dia bingung mencarimu…”
Aku mengeluh.
”Kau ini! Katanya sudah bilang padanya… kami kan jadi gak enak, waktu dongsaeng-dongsaeng itu pada nanya-nanyain?”
”Tiff sedih lho…” kata Eunhyuk dengan tampang bodohnya itu.
Aku ingin sekali melempari sahabatku yang oon itu dengan bantal, tapi kuurungkan niatku. Aku mengambil ponselku yang tergeletak di meja, dan kupasang kembali batreinya.
”Wah, pake cabut batrei…” Eunhyuk berkomentar lagi. ”Kayak orang marahan sama pacarnya aja cabut-cabut batrei…”
”Yah! Kau mau kutimpuk?!”
”Omo! Kau selalu menimpukku jika kau sedang memikirkan si Tiffany, lho…”
Aku akhirnya berdiri, dan menjitak kepala Eunhyuk. ”Kau ini! Berisik sekali sih… tidur sana!”
Setelah semua bersiap-siap tidur, Leeteuk Hyung duduk di sebelahku dan menepuk bahuku. ”Bagaimana? Sudah baikkan keadaanmu?”
”Ya, sudah mendingan…” jawabku sekenanya. Aku menyalakan ponsel, begitu sudah aktif kembali, ponsel itu bergetar selalu. Dua belas pesan masuk, dan dua belas pesan suara. Aku menghela napas.
Donghae membaca pesan-pesan dari Tiff, dan mendengarkan suaranya. Jelas, Tiff berpikir bahwa dia sedang sakit. Suara Tiff cemas sekali, aku menghela napas dalam-dalam, dan kucoba menghubunginya.
Baru berdering sekali, Tiff sudah mengangkatnya. ”Oppa?!” teriaknya.
”Yaaah, kau belum tidur?” tanyaku.
”Oppa…” kudengar dia menangis.
”Yah, wae?” aku langsung panik. ”Kenapa kau menangis? Astaga, Tiffany… jangan bikin aku kaget, dong! Ada apa?”
”Gara-gara Oppa, pokoknya!”
Aku bingung. ”Kok gara-gara aku sih?”
”Oppa kenapa sakit gak bilang? Tadi kenapa pulang begitu aja, aku kan belum ketemu sama Oppa! Udah gitu Oppa sama sekali gak aktifin ponsel, aku kira Oppa sakit parah! Tau-taunya jam segini masih belum tidur juga… kau ini kenapa sih, Oppa? Aneh sekali kelakuanmu!” dan Tiffany pun menumpahkan uneg-unegnya.
”Mian, mian…” aku cuma bisa berkata begitu. ”Aku tadi tidur terus, tidak sempat menelepon. Bagaimana keadaanmu?”
”Bagaimana keadaan Oppa?!”
”Aku baik-baik, aku tidak apa-apa…”
”Baguslah…” dia terdengar lega.
Aku masih diam, bingung mau berkata apa.
”Oppa? Kau baik-baik saja? Kau tidak pingsan, kan?!” Tiffany terdengar semakin panik karena aku tidak menjawab.
”Ne, ne… aku baik, cuma masih mengantuk.”
”Ya ampun, kalau begitu Oppa tidur lagi saja… Oppa harus banyak istirahat,” kata Tiffany lagi.
”Iya, baik… kututup ya.” Dan aku langsung mematikan ponsel, aku begitu deg-degan. Kenapa bisa aku begitu berdebar mendengar suara Tiffany, dan merasa hangat saat dia mengkhawatirkanku. Meski begitu, aku menghindar, daripada buntutnya panjang kalau terbawa perasaan. Aku tidak boleh mencintainya, siapa aku? Aku kan cuma sahabatnya… mana mungkin Tiffany si cantik itu mau sama aku?!
Tapi, aku tidak lelah. Mungkin karena sudah seharian duduk diam, tidak bergerak sama sekali, dan sempat tertidur dalam lamunan juga. Aku bolak-balik badanku di atas kasur, sementara suara dengkur si Eunhyuk makin membuatku tidak bisa tertidur, aku mikir aja, mikirin kata-kata Teukie Hyung. Masa iya sih? Aku menghela napas, dan sampai pagi akhirnya aku hanya bolak-balik badan, dan menghela napas panjang-panjang.
”Yah, kau sudah bangun?” tanya Eunhyuk, dengan wajah bodohnya, masih mengan-tuk.
”Iyalah, memangnya kau?”
”Ya ya ya… ayo bangun sebelum Leeteuk Hyung masuk kesini mengacak-acak kita semua.” Eunhyuk bangun, masih sempoyongan, dan terantuk kaki kursi. Aku tertawa, dasar bodoh.
Dia berdiri, mengucek mata, mendekati pintu kamar, ketika pintu sudah terbuka. Dan jidatnya pun mencium pintu yang terbuka itu, Eunhyuk jatuh terjerembab. Aku ngakak melihatnya, sementara yang buka pintu, Siwon, memandangi Eunhyuk yang meringis kesakitan.
”Lho, Hyung…” Siwon menatapnya heran. ”Apa yang kau lakukan di bawah situ?”
”Yah, Siwon!” teriak Eunhyuk. ”Kau kalau mau buka pintu ketuk dulu kek, jidatku mencium pintu nih!” Eunhyuk mengusap jidatnya, sementara aku masih tertawa ngakak. ”Yah! Lee Donghae!”
Aku berdiri, dan membantunya bangun. Siwon masih kebingungan, ”Hyung… ada jadwal mendadak. Kita harus ke Mokpo sekarang.”
”Sincha?” tanyaku girang.
Siwon mengangguk sambil tersenyum. ”Pasti senang kau, ya?”
Aku tertawa. ”Eh, M atau semua?”
”Cuma M sih…” jawab Siwon. ”Harusnya sih semuanya, cuma karena katanya hari ini ada acara apaaaa gitu, jadinya cuma bisa kirim Super Junior M.”
”Emang harusnya hari ini jadwal kita apa?”
”Who’s That Girl…” jawab Siwon. ”Padahal bintang tamunya SNSD lho, Hyung…” katanya geleng-geleng. ”Sayang banget harus batal!”
”Lho? Kok boleh batal sih?” tanya Eunhyuk heran.
”Tuh Teukie Hyung yang bilang kalo Super Junior T aja yang gantiin. Katanya, kau pasti mau pulang kan, Hyung…” jawab Siwon lagi. Lalu Siwon terkekeh-kekeh. ”Padahal, dia yang kepengen satu tempet sama Taeyeon, kali? Ha ha ha, kasian aku sama Teukie Hyung, harus pacaran diam-diam begitu.”
Aku bingung. ”Who’s That Girl itu acara apa sih?”
”Itu reality show baru gitu, Hyung…” jelas Siwon. ”Tebak-tebak cewek gitu, trus nyebutin kebiasaan-kebiasaan mereka. Trus kalo cocok, dapet hadiah, yaaaa begitu deh pokoknya.”
”Mwo?”
”Wah…” sementara Eunhyuk mikir-mikir. ”Asyik! Aku kan nebak, wah…” wajahnya berbinar. ”Harus couple sama Sooyoung ah!”
”Idih! Kalian berdua kan sering berantem, Hyung!” kata Siwon sambil tertawa.
”Dia itu suka padaku, cuma malu…” kata Eunhyuk pede.

Tiffany
Aku bangun dan langsung geragapan mencari ponselku, dan menyalakannya. Kutunggu lima menit, tapi penantianku selama lima menit itu berbuah sia-sia belaka. Memang, ada pesan masuk, tapi bukan dari orang yang kutunggu. Aku menghela napas dengan sedih.
”Pagi, Onnie…” Yoona masuk kamarku.
”Pagi, Yoona…” jawabku sambil menguap kecil.
Yoona sudah rapi. Dia memang rajin, bangun pagi, langsung mandi, dan sudah rapi, padahal tak ada jadwal apa-apa. ”Onnie, malam ini kita dapet job lho. Reality show bareng Super Junior M.”
”Oh ya?” mataku membulat.
”Aku tau Onnie pasti akan senang…” Yoona cengar-cengir. ”Apalagi sama Super Junior M. Kan ada Donghae Oppa…”
”Yah…” aku memukul bahunya pelan.
”Yah yah yah!” suara Taeyeon menggema di ruang tamu. ”Ayo kumpul! Kumpul! Kumpul! Panggilin yang belum bangun, ada pemberitahuan! Ayo cepeeeet!”
Semua keluar, kulihat yang baru bangun hanya aku dan Sooyoung, sementara yang lain sudah bangun, tapi sama-sama belum mandi, kecuali si Yoona saja. Taeyeon memegang ponselnya, wajahnya berbinar-binar senang sekali. Pasti berita bagus, menurut pendapatku.
”Malam ini kita akan isi acara Who’s That Girl… kita bersembilan, dengan pairing dengan Super Junior M. Tapi, barusan ada pembatalan jadwal dengan Super Junior M, barusan aku dapat konfirmasi. Donghae Oppa sedang sakit, maka Super Junior M akan dialihkan ke Mokpo, karena kemungkinan Donghae Oppa merindukan keluarganya, jadi yang jadi paring kita Super Junior T.”
Astaga! Pantas Taeng senang, di T kan ada pacarnya. Sementara aku tak jadi ketemu Donghae Oppa, haduuuuh!
”Weleeeeh, ada si Eunhyuk dong?!” kata Sooyoung kesal. Ha ha ha, dia dan Eunhyuk memang sering bertengkar. Meski tidak serius, Eunhyuk suka sekali mengganggu Sooyoung.
Aku agak diam menanggapi ini.
”Tiff, kau kenapa?” Taeyeon memperhatikanku.
Aku nyengir dan geleng-geleng saja.
”Aaaaah, Donghae Oppa lagi ya?” tanya Taeyeon sambil tersenyum. ”Kata Leeteuk Oppa, dia sudah nggak apa-apa, kok. Cuma masih agak lesu aja, mungkin kangen rumah, soalnya beberapa hari lalu kata Eunhyuk Oppa, dia mengigau manggil-manggil ibunya…”
Jessica manggut-manggut. ”Ternyata yang tukang ngigau disana itu Donghae Oppa, kalau disini kan kau, Taeyeon-ah…”
”Yah!” Taeyeon menggeram.
Sudah jam dua siang, aku masih diam saja di kamar. Benar-benar ada yang aneh nih, Donghae Oppa sama sekali gak kirim pesan apa pun. Kalau telepon memang jarang-jarang, tapi kalau pesan dia biasanya rajin. Tak perlu aku yang kirim pun, dia pasti akan mengiriminya. Akhirnya aku memberanikan diri mengiriminya pesan dulu, Oppa chariseo? Bagaimana keadaan Oppa hari ini? Sudah sehatkah? 
Setengah jam kutunggu, Donghae Oppa sama sekali tidak membalas pesanku. Ini lebih aneh lagi, pesanku tak pernah dibalas lama-lama. Dia pasti langsung menjawab, bahkan kadang-kadang kalau tidak sibuk, meneleponku biar hanya sebentar saja. Tapi kok tidak yaaaaaa sekarang?
”Taeyeon-ah…” aku keluar mencari Taeyeon, yang sedang nonton televisi.
Taeyeon menoleh. ”Wae?”
”Taeyeon-ah… Super Junior sekarang sedang ada kegiatan tidak?”
Taeyeon mengernyit. ”Setahuku hari ini mereka tampil malam hari saja. Itu cuma Super Junior T, yang lainnya gak ada. Oh iya, Super Junior M mungkin sekarang sudah ke Mokpo.”
”Oh…” aku mengangguk. ”Mereka kembali kapan?”
”Aku tidak tahu,” Taeyeon menggeleng. ”Kenapa?”
”Aku rasa ada yang aneh dengan Donghae Oppa,” kataku cemas. ”Dari kemarin dia bertingkah aneh. Semalam dia meneleponku, hanya diam saja, tidak menanyaiku balik. Sudah itu, sekarang kukirimi sms dia bahkan tidak membalasnya! Lagipula, kalau dia ke Mokpo, biasanya dia bilang, lalu dia bertanya aku mau dibelikan apa…”
Taeyeon ikut kebingungan. ”Masa sih? Yah, berhubung kau yang paling dekat dengannya ya aku percaya, tapi aku tidak tahu dia kenapa. Kau coba telepon saja, nanti aku akan pura-pura menanyakan keadaannya pada Teukie Oppa, bagaimana?”
”Iya deh…” aku masuk kembali ke kamar, mengeluarkan ponselku, dan menghubu-ngi ponselnya, tersambung, tapi tidak diangkat. Akhirnya aku mengiriminya sms saja, Oppa, kau sedang sibuk, ya? Tak apa, yang penting ingat jaga kesehatanmu, cepat sembuh Oppa.
Aku berbaring dan menghela napas. Malam harinya van kami tiba di salah satu stasiun televisi, yang akan menayangkan acara Who’s That Girl itu. Kami bersembilan sudah sampai disana, kami segera masuk ke kamar ganti, dan melihat kostum yang akan kami pakai. Ya Tuhan, kalau Oppa melihat ini, dia marah deh pasti.
Aku mengenakan baju itu. Sebetulnya kami bersembilan sama-sama kurang nyaman dengan baju yang terlalu terbuka, tapi kami menerimanya saja jika masih dalam batas kewajaran. Kami tidak menolerir kalau yang terbuka adalah bagian dada. Kalau kulihat dari ekspresi Taeyeon, dia yakin Leeteuk Oppa akan sangat marah melihatnya memakai pakaian seperti ini, aku ingin sekali Donghae Oppa mengatakan itu padaku.
Aku nekat, aku mencari baju paling ketat dan paling seksi, kukenakan baju hitam itu. Dengan wajah merana.
”Onnie, kau pakai baju itu?!” tanya Seohyun kaget.
Aku mengangguk.
”Yah, kau kenapalah?” tanya Jessica. ”Baju itu terlalu terbuka, Tiffany-ya…”
”Takkan ada yang memarahiku malam ini…” jawabku cuek.
”Kubilang Donghae Oppa lho, nanti…” kata Taeyeon merinding. ”Bajuku ini saja Jagiya-ku pasti ngambek malam ini…”
Sooyoung geleng-geleng. ”Kapan aku ada yang memarahi, ya?”
”Eunhyuk Oppa… Sooyoung bajunya parah nih…” kata Yoona mengeraskan suaranya.
”Yaaaah! Kenapa kau malah bilang ke dia, sih?!”
”Memang kau masih belum bisa menghubunginya, Tiffany-ya?” tanya Jessica heran.
Aku mengangguk. ”Dari kemarin malam, terakhir dia meneleponku juga suaranya aneh. Dia nggak banyak bicara, dan tidak mengomentari penampilanku. Dan pesanku saja tidak dibalas olehnya…”
”Pulsanya habis kali…” usul Yuri.
”Ya ilah, Super Junior kehabisan pulsa… nggak banget deh!” komentar Taeyeon. ”Tapi, jangan-jangan dia ada masalah…”
”Onnie, apa mungkin dia marah padamu?”
Tiffany mengernyit. ”Masa sih?”
”Menurutmu kau membuat salah tidak hari itu?”
Aku berpikir. ”Entahlah, Donghae Oppa itu orangnya tidak ribet, tidak suka ngambek. Kalau Oppa marah ya marah, kalau Oppa kecwa, ya dia pasti akan bilang kecewa, langsung. Tidak pakai ngambek-ngambek gak jelas…”
”Kalau kau bertengkar dengan Donghae Oppa, biasanya gara-gara apa?” tanya Sunny ikutan nimbrung.
Aku berpikir. ”Gara-gara apa, ya… kalau aku marah padanya, biasanya karena dia beradegan mesra dengan gadis lain, tanpa memberitahuku lebih dulu. Kalau Donghae Oppa, marah biasanya karena aku tidak bilang kalau mau mengeluarkan MV baru, atau teaser baru, tapi kalau marah yang serius, biasanya kalau bajuku……” kata-kataku terhenti.
”Baju?!”
Aku mengingat-ingat lagi. ”Tapi, waktu Donghae Oppa pulang, kita kan belum keluar dari bakcstage.”
”Gara-gara MV, mungkin gak?”
”Yah, emang di MV kenapa?” tanyaku heran. ”Memang bajunya seksi, tapi bajuku kan tidak terbuka. Kostum yang putih, punyaku tangan panjang, yang hitam, kita semua sama… yang beda-beda juga, gaun pendek, itu pun aku pakai stoking gelap.” Aku membela diri.
”Memang sih, bajunya Tiff gak kenapa-napa, kok…”
”Lalu kenapa kau memakai baju ini?”
Aku menghela napas. ”Aku mau membuatnya keluar, dan bertanya ada apa dengannya! Hanya itu yang bisa kulakukan!”

Donghae
Kami sudah di Makpo. Sudah selesai tampil juga, kami beristirahat di hotel. Yang lain tidur-tiduran, baik di sofa, juga di kasur, aku dan Ryeowook memutuskan untuk menonton televisi. Aku ingat, bahwa reality show itu ditayangkan langsung.
Awalnya seperti biasa host yang muncul, dilanjutkan dengan pengenalan bintang tamu. Aku bisa melihat saudara-saudaraku, Teukie Hyung, Sungmin Hyung, Heechul Hyung, Kangin Hyung, Shindong Hyung, dan si bodoh Eunhyuk.
Mereka nampak rapi-rapi sekali, dengan stelan jas. Heechul Hyung seperti biasa membuat suasana menjadi ramai, karena celetukan-celetukannya yang sering membuat orang tertawa. Kemudian, bintang tamu perempuannya, yang memang disimpan, akan dikeluarkan sekarang. Lampu digelapkan, dan suara samar-samar potongan lagu-lagu SNSD, sampai mereka bersembilan keluar dari atas, dengan diikat oleh sling, langsung menyanyikan lagu Run Devil Run.
Yuri, seperti biasa si montok itu selalu membuat orang bersuit-suit. Siwon sampai bangun hanya untuk melihatnya, ketika bagian Tiffany yang aku tunggu-tunggu, darahku mendidih! Apa yang dia pakai sih?! Bajunya terlalu terbuka, terlalu ketat, dan ekspresinya itu lho! Mengundang‼!
”Waduh! Tumben si Tiff seksi begitu…” komentar Siwon. ”Biasanya Yuri yang paling seksi…”
Aku cemberut parah! Kalau kutelepon sekarang, pasti Tiffany takkan mengangkatnya. Yang membuatku makin marah, ketika para Hyungku dan Eunhyuk memberi komentar akan penampilan mereka. Heechul malah bilang Tiffany mengalahkan Yuri malam ini! Bikin panas aja!
Lucunya ketika akhirnya kesembilan gadis itu dimasukkan ke dalam kotak, dan hanya mengeluarkan tangan saja untuk dipilih oleh Super Junior T, aku malah berdoa semoga Tiffany tetap di dalam kotak, dan tidak memperlihatkan tubuh seksinya lagi! Jujur, memang aku suka melihatnya, aku kan namja… tapi, aku benci jika orang lain melihatnya.
Pertama Eunhyuk, kemudian, Shindong, Kangin, Sungmin, Heechul, dan terakhir Leeteuk yang memilih tangan yang mana. Aku yakin Leeteuk Hyung berusaha untuk memilih tangan Taeyeon.
Aku tegang menunggu. Akhirnya kotak pertama milik Eunhyuk dibuka, betapa terkejutnya, ketika Sooyoung yang muncul dari balik kotak itu. Kami tertawa, setidaknya yang lain, aku masih kesal. Eunhyuk kan sering berantem dengan Sooyoung. Kemudian, Shindong Hyung, yang mendapat Sunny. Kangin dengan Jessica. Sungmin mendapat Yoona. Ketika Heechul hendak membuka kotak, dia mengecup sesaat tangan yang keluar itu, membuat semua orang bersuit-suit. Ternyata itu kotak Tiffany!
Sementara Leeteuk Hyung memang jago, yang keluar dari situ adalah Taeyeon. Setelah jam dua belas malam, aku yakin Tiffany sudah pulang ke dorm, barulah aku keluar dari kamar hotel, dan meneleponnya.
”Ya, Oppa?”
”Tiffany-ya?!”
”Iya, ada apa, Oppa?” tanyanya tak acuh.
Aku jadi seram sendiri mendengar nada tak acuhnya, padahal kan aku mau marah, kenapa dia yang cuek gitu. ”Kau dimana?” tanyaku.
”Di dorm.”
”Ada apa dengamu?”
”Maksud Oppa?”
”Kenapa kau menjawabku seperti itu?”
”Memang kenapa? Ada yang salah?”
”Hwang Mi Young!”
”Kalau sudah tak ada perlu kututup.”
”Kata siapa sudah tak ada perlu, aku belum selesai bicara!”
”Aku tidak mau bicara!”
”Mengapa?”
”Memangnya kenapa? Boleh kan aku tidak mau bicara dengamu untuk seharian ini, karena kau juga tidak bicara denganku? Oppa, aku mencoba menghubungimu dua puluh empat jam terakhir, dan kau tak membalasnya sama sekali! Sekarang, dengan enaknya kau mau bicara denganku?!”
Aku menghela napas.
”Apa? Oppa mau bicara apa? Oppa kenapa sih? Kalau ada yang tidak berkenan bilanglah secara baik-baik!”
Donghae menghela napas dalam-dalam. ”Aku marah padamu!”
”Kau kira aku tidak marah padamu!”
”Kenapa kau marah padaku?”
”Karena kau sama sekali tidak menggubrisku! Oppa, tahukah kau aku mengkhawa-tirkanmu? Tapi kau cuek bebek saja, seolah-olah tak ada apa-apa.”
”Kau harusnya berpikir kenapa aku begitu!”
”Justru karena aku tak tahu maka aku menghubungimu!” teriaknya.
Donghae berteriak. ”KARENA BAJUMU ITU! Aku tak tahan melihatnya, aku benci kau mempertontonkan bagian tubuhmu kepada banyak orang!”
”OPPA!”
Aku sadar aku sudah salah bicara. ”Aku tahu itu bukan maumu,” aku berbisik lirih. ”Tapi aku pun tak bisa mengontrolnya! Aku tak mau marah-marah padamu karena aku hanya Oppa bagimu! Begitu kulihat MV-mu kemarin, aku tak tahan! Apalagi melihat pakaianmu malam ini!”
”Kau melihatnya?”
”Iya! Seharusnya kami yang disana, bukan T!” jawabku kesal. ”Aku tahu kau cantik, dan kau sangat seksi, tapi aku tidak bisa menerima kalau semua orang ikut menikmati itu!”
”Tapi, kenapa?”
Aku tergagap.
”Kenapa, Oppa?” tanya Tiffany sambil menangis. ”Tolong akui sekali saja… kenapa? Kenapa?” tanyanya berulang kali disela-sela isak tangis.
”Karena… karena…” aku bingung mengutarakannya, tapi harus kubicarakan padanya. ”Karena aku tidak suka! Kau milikku, dan aku tak mau kau kubagikan untuk orang lain!”
”Ehh?”
Aku menghela napas. ”Susah mengatakannya, aku kesana…”
”Oppa, kau di Mokpo sekarang…”
”Tunggu disitu!”
”Tapi, Oppa…”
Aku sudah mematikan ponsel, langsung aku berlari keluar, dan meminta supirku mengantarkanku ke bandara. Semoga masih ada pesawat, aku beruntung. Memang masih ada, pesawat terakhir, harus dengan uang lebih, barulah aku bisa masuk ke pesawat itu.
Dan sekarang aku sudah sampai di depan dorm SNSD. Lampu masih menyala, aku yakin Tiffany memang belum tidur. Aku berteriak. ”TIFFANY-YAAAA… HWANG MI YOUNG!”
Terdengar suara-suara gedabrukan di dalam, dan pintu terbuka, Tiffany muncul. Wajahnya kaget bukan main. Ia sudah memakai kaus biasa, dan celana training biasa. Wajahnya masih eksotis.
”Oppa?”
”HWANG MI YOUNG, SARANGHAE…” teriakku.
Tiffany menekap mulutnya, ”Oppa…”
”JAWAB DONG!”
”Nado saranghaeyo…”
”Sini!”
Tiffany keluar, dan aku langsung memeluknya. ”Maaf, ya… aku sama sekali tidak bisa menunjukkan perasaanku. Aku marah karena aku cemburu, aku tidak mau orang melihatmu seperti itu! Aku mau melindungimu…”
”Iya, Oppa…” suaranya lirih karena tangis bahagia.
Aku makin mengeratkan pelukanku. ”Lain kali jangan pakai baju yang tadi! Kau harus menolak!”
Tiffany terkekeh. ”Baju itu aku sendiri yang pilih, harusnya bukan baju itu yang kupakai…”
”Mwo?!” aku melepaskan Tiffany dan menatapnya tajam. ”Ngomong apa kamu barusan?”
”Iya, baju tadi aku sendiri yang pilih! Banyak pilihan baju, tapi aku milih yang itu, Oppa…”
Aku terbelalak. ”Kenapa?!”
”Karena kau mengacuhkanku, Oppa!”
”Mwo?”
”Kau sama sekali tidak membalas pesanku, tidak menjawab teleponku. Aku bingung harus membuatmu bicara padaku dengan cara apa lagi, maka aku melakukannya!” katanya setengah malu.
Aku terperangah. ”Tiffany!”
”Mian, Oppa… aku takkan melakukannya lagi!”
Aku menjitak kepalanya. ”Kalau kau sampai melakukannya lagi…” ancamku dengan wajah ganas. ”Kau akan kukunci di dalam toilet.”
”Hah?”
”Iya, karena hanya aku yang boleh melihatmu seperti itu, arraseo?”
Tiffany mengangguk. ”Oke, Oppa…”
”Saranghae,” dan aku memeluknya lagi, erat. Dia balas memelukku dan membelai punggungku. Aku melepaskannya, dan mengedip nakal. ”Tapi kamu seksi banget kalau begitu, lain kali pakai tapi didepanku saja ya…”
”Oppa!” dia memukul lenganku.
Aku tersenyum dan mencium keningnya, dia kaget. Wajahnya memerah, aku nyengir lebar. ”Kenapa? Kecewa?”
”Iya…” jawabnya jujur, lalu gelagapan. ”Eh, nggak… nggak…”
Tapi aku sudah keburu melumat bibirnya. Awalnya dia kaget, dia cuma diam tanpa membalas, namun lama kelamaan dia mulai menikmatinya, dan membalas segala yang kulakukan kepadanya.

No comments:

Post a Comment